KABAR MADURA | Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) atau Perumda Air Minum Sumekar Sumenep belum memastikan pencapaian pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2024, namun di tahun 2025 tetap akan dinaikkan targetnya.
Direktur PDAM Sumenep Febmi Noerdiansyah mengatakan bahwa hingga saat ini akumulasi atau PAD yang masuk masih belum diketahui dengan alasan belum direkap.
“Masih belum diketahui serapannya hingga saat ini, biasanya akhir Desember, target terakhir kami ketahui Rp250 juta,” kata dia.
Tahun ini, target PAD Perumda Air Minum Sumekar masih Rp300 juta, sementara di tahun 2025 akan dinaikkan menjadi Rp500 juta. Sebab, untuk menaikkan PAD harus pula menaikkan tarif kepada pelanggan dan juga memaksimalkan layanan kepada pelanggan.
Febmi juga mengungkapkan bahwa sudah 6 tahun tidak pernah ada penyesuaian tarif. Idealnya, penyesuaian tarif itu dilakukan setiap 2-3 tahun sekali.
“Kayaknya tahun ini belum ada kenaikan tarif, sehingga target PAD tidak dinaikkan,” tegasnya.
Karena itu, lanjut Febmi, pihaknya berencana melakukan penyesuaian tarif air minum pada tahun depan, merujuk pada peraturan gubernur Jawa Timur dan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sumenep.
“Setiap kali ada pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selalu ditanyakan, kenapa tidak menaikkan tarif,” imbuhnya.
Namun PDAM Sumenep tidak akan sepenuhnya merujuk pada keputusan gubernur Jawa Timur, melainkan akan melakukan secara bertahap demi menjaga inflasi daerah, termasuk mensosialisasikan terlebih dahulu.
“Kalau di peraturan gubernur itu batas minimalnya sebesar Rp4.400 ya kurang lebih, kalau kita masih Rp2.800-an,” ujarnya.
Febmi melanjutkan, untuk pelanggan niaga dan industri tidak ada kenaikan tarif. Selama ini dianggap sudah stabil dan memberikan kontribusi cukup besar.
“Diharapkan penyesuaian tarif ini, kami juga akan berusaha meningkatkan pelayanan kami agar makin baik dan makin profesional, nanti akan disosialisasikan juga,” pungkasnya. (ara/waw)
