KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Seleksi duta baca tahun ini belum ada kejelasan. Hal itu dikarenakan masih menunggu petunjuk lebih lanjut dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Pamekasan Prama Jaya mengatakan, proses penyeleksian duta baca merupakan wewenang pemprov.
Penyeleksian duta baca ini menyasar sekolah menengah atas (SMA) sederajat. Tujuannya, agar bisa menularkan giat membaca di lingkungan sekolah dengan mudah.
“Jika mereka punya role model yang sebaya untuk mengkampanyekan giat membaca, itu tentu lebih mudah, karena berada dalam satu lingkungan, jadi mudah terjangkau,” terangnya kepada Kabar Madura, Selasa (15/8/2023).
Pada tahun lalu, seleksi duta baca di Pamekasan hanya dilakukan di satu sekolah, yakni SMA Negeri 1 Pamekasan. Kendati demikian, Prama mengaku, pihaknya membangun gerakan giat membaca di beberapa lingkungan sekolah yang ada di Pamekasan.
Salah seorang pegiat literasi Novi Kamalia menilai, keberadaan duta baca hanya sebagai sebuah penghargaan atau ikon. Sehingga bukan menjadi poin utama dalam meningkatkan kemajuan literasi. Sebab, menurut Novi, sudah banyak komunitas ataupun penyebutan ikon untuk pegiat literasi, tapi minim realisasi apapun. Perannya tidak memiliki dampak yang cukup signifikan.
Dia menegaskan, saat ini yang harus diperhatikan dalam kemajuan literasi di Pamekasan adalah penghargaan kepada tokoh literasi, seperti kepada penulis lokal atau komunitas literasi lokal yang memiliki aksi nyata dalam memajukan literasi.
Menurut penulis buku Jungkir Balik Kekuasaan Lalake’ itu, selama ini pemerintah setempat kurang mengapresiasi keberadaan penulis lokal atau komunitas literasi. Padahal, di Pamekasan banyak penulis yang mendapat penghargaan secara nasional. Misalnya, Muna Masyari, penulis lokal yang berhasil mendapat beberapa penghargaan di tingkat nasional.
“Justru yang harus diperhatikan adalah penulis ataupun komunitas yang memang berdampak terhadap kemajuan literasi di Pamekasan. Tapi, syukurnya dibandingkan dulu, apresiasi seperti itu mulai ada sekarang,” terang pendiri Komunitas Kotheka tersebut.
Novi berharap, jika pun seleksi duta baca maupun ajang serupa harus diadakan, perannya tampak dengan maksimal. Sehingga bisa meningkatkan kemajuan literasi di Pamekasan.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman