KM.ID | SUMENEP — Wisata Kermata di Desa Saronggi, Kecamatan Saronggi, sudah setahun lebih ditutup. Penutupan tempat wisata yang sempat viral pada 2017 itu dipicu dua hal.
Pertama, pandemi Covid-19. Kedua, peralihan pemerintahan desa. “Begitu yang saya tahu,” kata warga sekitar yang enggan disebutkan namanya, Selasa (27/9/2022).
Sementara itu, Sekretaris Desa Saronggi, Sudiarto, menjelaskan, bahwa Telaga Kermata itu milik pemerintah daerah (Pemda) yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Saronggi.
Sementara BUMDes ini, kata Sudiarto, seringkali menolak ketika diajak oleh pemerintah desa (Pemdes) untuk membahas tindak lanjut Wisata Kermata.
“BUMDes sering kami ajak duduk bareng, tapi tetap dengan sikapnya yang tanpa respon,” terangnya kepada KM.ID, Selasa (27/9/2022).
Dia mengatakan, Pemdes sudah cukup aktif mengajak BUMDes duduk bersama. Namun, BUMDes tetap bersifat pasif.
Jika BUMDes Saronggi masih belum menindaklanjuti Kermata, lanjut Sudiarto, maka Pemdes akan menyerahkan hak pengelolaan Kermata kembali ke Pemda.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep Mohamad Iksan tidak bisa dimintai keterangan terkait hal tersebut.
Saat dihubungi KM.ID, Selasa, (27/9/2022) pukul 09.02 WIB, Iksan mengaku sedang menjalani tugas dinas ke luar kota.
Reporter: KM7
Redaktur: Ongky Arista UA