Pemkab Sumenep Gencar Bangun Irigasi di Area Penghasil Tembakau dari Anggaran DBHCHT

Berita, News21 views
Banner Iklan

KABAR MADURA | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) terus berupaya meningkatkan produktivitas dan kualitas tembakau dengan memanfaatkan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) APBD Sumenep.

Salah satu realisasinya adalah pembangunan irigasi air tanah dangkal dan dalam di wilayah penghasil tembakau. Hal ini untuk memastikan ketersediaan air bagi petani, khususnya saat musim kemarau yang sering menjadi kendala utama dalam budidaya tembakau.

“Kalau kemarin sudah lewat musim kemarau, tetapi dapat digunakan pada tahun depan,” katanya, (6/11/2024).

Kepala DKPP Sumenep Chainur Rasyid menjelaskan bahwa irigasi air tanah itu sangat amat  penting bagi petani tembakau. Air yang cukup sangat dibutuhkan dalam proses penanaman agar hasil panen bisa maksimal.

Baca Juga:  Masuk Pancaroba, Petani Garam di Pamekasan Mulai Panen Lebih Awal

Pembangunan irigasi air tanah yang didanai DBHCHT ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mendukung pemenuhan kebutuhan air untuk tembakau di tengah perubahan iklim yang kerap mengganggu produktivitas.

Dengan keterersediaan air yang terjamin, petani tidak perlu lagi bergantung pada sumur sumur kecil yang kurang efisien. Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih fokus meningkatkan teknik budidaya dan menghasilkan tembakau berkualitas tinggi.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo juga selalu menegaskan bahwa pembangunan irigasi air tanah merupakan salah satu bentuk komitmen Pemkab Sumenep dalam mendukung sektor perkebunan dalam penyediaan  pertanian khususnya untuk tanaman tembakau, sehingga dapat meniprasaranangkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

Baca Juga:  Tidak Cukup Disambangi, Bupati Fauzi Bangunkan Rumah Layak Lansia

Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo juga menyampaikan bahwa program irigasi air tanah akan terus dikembangkan agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas, terutama di wilayah yang sering mengalami kekeringan.

“Dengan akses air yang mudah, petani dapat menerapkan pengaturan air ke beberapa lahan yang tepat sesuai kebutuhan tanaman, sehingga hasil panen lebih optimal,” tegas dia. (imd/waw)

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *