KABAR MADURA | Serapan konsumsi beras di Pamekasan tetap menjadi yang paling tinggi se-Madura. Hal itu tak pernah lepas dari kebutuhan masyarakat yang cukup signifikan, terlebih saat ini musim kemarau.
Pimpinan Cabang Perum Bulog Kantor Cabang Madura Kuswadi mengatakan, serapan beras selama periode Januari hingga Agustus sudah tembus di angka 700 ton. Meski terbilang tinggi, dia menilai bahwa serapan tersebut masih dikategorikan wajar.
“Jika melihat dari jumlah penduduk dan kebutuhan, 700 ton itu wajar. Tidak wajarnya jika terjadi HET (harga eceran tertinggi) tinggi karena stok terbatas,” ungkapnya, Selasa (3/8/2024).
Kuswadi mengungkapkan, setelah Pamekasan, serapan beras tertinggi kedua adalah Kabupaten Bangkalan, yakni sekitar 500 ton. Kemudian, Sampang dan Sumenep sekitar 350 ton. Sehingga total serapan keseluruhan se-Madura saat ini mencapai 1.900 ton.
Menurut Kuswadi, tingginya serapan beras di Pamekasan terjadi lantaran sebagian masyarakat gagal panen dan rata-rata masa tanamnya satu kali. Kuswadi mengklaim, meski serapan beras di Madura naik signifikan, ketersediaan stok beras masih aman khususnya di kota berjuluk Salam.
“Hingga Agustus kami sudah mengajukan pengiriman 400 ton beras,” tambahnya.
Sampai saat ini, lanjut Kuswadi, stok beras yang ada di pihaknya sekitar 400 ton untuk semua wilayah Madura. Dalam waktu dekat, juga akan dilakukan pengiriman lagi sebanyak ratusan ton. Pengajuan itu untuk persiapan akhir tahun, yang notabenenya banyak permintaan.
“Sebagai antisipasi, kami sudah mengajukan 400 ton lagi. Karena kita melihatnya, ketika terjadi kenaikan harga, pasti inflasi akan naik juga. Ketika inflasi naik, akan menjadi rapor merah dari pemkab. Jadi stok harus selalu siap,” jelasnya. (nur/zul)