KABAR MADURA | Tingkat gemar membaca (TGM) di Pamekasan 2023 menurun dibandingkan 2022. Tahun ini, Pamekasan menduduki peringkat 30 se-Jawa Timur dengan nilai 58,5. Padahal, di tahun sebelumnya berada di peringkat 21.
Pustakawan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Pamekasan Qusyairi mengatakan, keberadaan perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa juga menjadi penunjang dalam peningkatan TGM. Namun, selama ini keberadaannya belum optimal.
“Selain itu, karena adanya opsi perbaikan nilai. Kabupaten lain banyak yang melakukan perbaikan nilai di indikatornya. Sehingga data yang disajikan bisa diotak-atik. Kami tidak melakukan opsi perubahan itu, jadi nilai yang ada sesuai dengan fakta di lapangan,” jelasnya, Senin (22/1/2024).
Qusyairi menjelaskan, terdapat empat indikator yang menjadi penilaian TGM, yakni, frekuensi membaca, jumlah bahasa bacaan, durasi membaca, serta frekuensi dan durasi akses internet. Menurutnya, keempat indikator itu sebenarnya tidak ada masalah apa-apa. Hanya saja karena adanya perbaikan opsi nilai dan keberadaan perpustakaan sekolah yang tidak optimal.
Kedepan, lanjut Qusyairi, pihaknya telah merancang program perpustakaan keliling yang akan menyasar beberapa wilayah di Pamekasan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Selain itu, juga mengoptimalkan pemenuhan sarana dan prasarana (sarpras) buku di perpustakaan.
“Jika tidak ada opsi perbaikan, kita tidak akan berada di angka itu. Semoga ke depan peringkatnya lebih bagus dari tahun ini, yang penting data itu riil, selaras dengan lapangan,” paparnya.
Ketua Komisi IV DPRD Pamekasan Imam Hosairi mengutarakan, diperlukan tempat yang representatif dalam meningkatkan gemar membaca. Hal itu menjadi catatan yang harus diperhatikan oleh dinas terkait dalam meningkatkan tingkat gemar membaca. Selain itu, juga diperlukan peningkatan program yang sifatnya jemput bola, seperti layanan membaca yang bisa menjangkau seluruh wilayah Pamekasan.
“Kegiatan membaca itu ada karena ada bukunya dan tempatnya. Saat ini gedung perpustakaannya memang belum selesai, tapi harus ada tempat alternatif yang lebih representatif. Program perpustakaan keliling pun yang sudah direncanakan harus segera direalisasikan,” ungkapnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman