KABAR MADURA | Krisis pangan menjadi persoalan global yang sering menjadi ancaman dalam keberlangsungan tatanan pemerintahan, sebut saja di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pernah dicanangkan program Food Estate, tapi hasilnya kurang memuaskan.
Begitu pula di era kepemimpinan Prabowo Subianto, ketahanan pangan nasional masuk pada bagian rancangan program 100 hari kerja yang menjadi fokus dengan nama Asta Cita.
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Madura (Unira) Joko Purdiyanto menilai, ketersediaan pangan merupakan kebutuhan primer masyarakat, maka penting ada program yang secara khusus digalakkan di berbagai daerah di Indonesia, khususnya Madura, supaya tidak bergantung dengan luar daerah atau luar negeri.
Berdasarkan analisanya, masih banyak lahan di Madura yang tidak termanfaatkan dengan baik. Kendalanya hanya persoalan kurangnya ketersediaan air. Dengan begitu, pemangku kebijakan wajib memberikan solusi atas masalah tersebut.
“Faktor yang utama dalam menentukan keberhasilan adalah irigasinya, ketersediaan air, sementara saat ini masih tadah hujan,” ungkapnya.
Contoh yang bisa dilakukan pemerintah, tegas Joko, bisa menginisiasi air laut menjadi air yang bisa memenuhi kebutuhan lahan masyarakat melalui rekayasa teknologi sebagaimana di Arab Saudi.
Hubungan baik Indonesia dengan Arab Saudi, ditambah lagi hubungan Presiden Prabowo dengan negara tersebut, menurutnya, perlu dijadikan terobosan.
“Pada dasarnya saya sangat mendukung sekali (swasembada pangan nasional), supaya tidak bergantung pada luar negeri,” ujarnya. (rul/zul)