KABAR MADURA | Setelah dua hari di Sumenep hujan berturut-turut, warga Kota Sumenep mulai resah. Mereka khawatir karena banyak terjadi genangan yang mampet ketika hujan.
Jobari (39) mengakui bahwa pada saat hujan, di Jalan Bumi Sumekar selalu dilanda genangan. Bahkan terjadi sangat lama dan dapat menyebabkan banjir. Semestinya, kata Jobari, sudah dibangun drainase untuk mengalirkan genangan dari air hujan.
“Ini butuh keseriusan, agar pembangunan itu bisa diperjuangkan tahun ini,” tegas dia, Rabu (13/3/2024).
Hal senada disampaikan Sekretaris Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep M.Ramzi. Jika ada laporan dari masyarakat mengeluh mengenai jalan di Bumi Sumekar, maka perlu pembangunan drainase diprioritaskan.
“Minimal proyek drainase nantinya dapat membantu memudahkan masyarakat, agar tidak becek,” paparnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sumenep Eri Susanto melalui Kepala Bidang (Kabid) Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman Dedi Falahuddin mengatakan, kapasitas drainase yang kecil dan banyaknya sedimen dalam saluran drainase menyebabkan terjadinya, genangan pada saat hujan. Permasalahan lain juga muncul dari air buangan rumah tangga.
“Selama ini selalu dianggarkan mengenai pembangunan drainase, namun di Jalan Bumi Sumekar itu luput dari rencana kami,” bebernya.
Di tahun 2024 ini akan dibangun saluran drainase baru. Terdapat 10 paket proyek saluran drainase yang direncanakan, nilainya sekitar Rp3 miliar. Khusus di Jalan Bumi Sumekar tidak teranggarkan.
10 paket proyek saluran drainase itu bernilai Rp3 miliar. Rencana pembangunannya di Jalan Dr Cipto, saluran gorong-gorong di Desa Guluk-guluk, Sapeken, paving batu cangga di Pulau Gili Iyang, paving Desa Essang Talango, paving Yayasan Al Ijtihad di Lembung Timur, paving Desa Gedang-gedang Batuputih, paving Desa Sabunten.
“Untuk jala di Bumi Semekar tidak ada anggaran, paling tidak butuh tambahan anggaran Rp2 miliar,” kata dia.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna