KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Saat ini penyuluh perikanan di Pamekasan hanya 16 orang. Jumlah tersebut dianggap masih kurang memadai, sebab idealnya di setiap desa ada satu penyuluh. Sementara secara keseluruhan di Pamekasan terdapat 95 KUB nelayan, 58 pokdakan, 41 kelompok poklahsar, dan 9 pokmaswas.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pamekasan Abdul Fata mengatakan, setidaknya masing-masing kecamatan terdapat tiga penyuluh. Namun, karena keterbatasan penyuluh, terpaksa satu kecamatan satu penyuluh.
“Dari 16 penyuluh itu, terdiri dari 4 PNS, 1 PPPK, dan 11 lainnya penyuluh perikanan bantu. Dengan jumlah itu tentu kurang memadai, harus ada tambahan,” terangnya kepada Kabar Madura, Senin (27/11/2023).
Akan tetapi, pihaknya belum bisa memastikan terkait jumlah yang akan diusulkan untuk menambah SDM penyuluh. Namun yang pasti, ungkap Fata, akan segera berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengajukan tambahan SDM.
Menurut Fata, kurangnya penyuluh ini mengakibatkan keterlambatan laporan. Sedangkan secara spesifik tidak ada kendala yang cukup signifikan.
“Kami koordinasikan dulu kebutuhannya berapa, baru kami komunikasikan dengan pihak terkait. Tidak ada kendala yang cukup signifikan, karena meski kurang SDM mereka cukup cekatan. Paling keterlambatan laporan saja,” ungkapnya.
Sementara itu, penyuluh perikanan wilayah Kecamatan Larangan Lydia Syafriana mengutarakan, dalam melaksanakan tugas, pihaknya hanya terkendala pada ritme kerja yang tidak sama dengan nelayan. Selebihnya masih bisa diatasi dengan cara melakukan pendampingan ke wilayah yang sangat berpotensi, seperti di Desa Montok, Kaduara Barat, dan Duko Timur.
Di Kecamatan Larangan sendiri, terdapat 8 KUB, 3 kelompok pembudidaya, dan dua kelompok pengolahan ikan. Pembinaan yang dilakukan beragam, mulai dari sosialisasi alat tangkap ikan ramah lingkungan, perizinan, dan lainnya.
“Kalau tidak bisa tatap muka, pembinaannya kepada mereka lewat WA. Karena ritme kerjanya kami tidak sama, jadi dimaksimalkan di WA. Tapi secara keseluruhan, tidak ada kendala yang cukup signifikan,” paparnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman