KABAR MADURA|SURABAYA – Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) terus meningkatkan kinerja dalam pengelolaan industri hulu migas. Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tersebut, memiliki wilayah kerja pengelolaan industri hulu migas di lapangan Blok Madura Strait.
Manager Regional Office dan Relations HCML Hamim Tohari mengungkapkan, perusahaannya selalu berkomitmen untuk menjadi mitra strategis bagi pemerintah. Khususnya, berkaitan dengan penyediaan energi yang murah dan ramah lingkungan untuk kebutuhan dalam negeri.
“Komitmen itu, kami wujudkan dengan menjadi produsen gas terbesar di Jawa Timur,” ungkapnya, Rabu (4/9).
Hamim menegaskan bahwa semua produksi migas milik HCML adalah untuk kebutuhan dalam negeri. Seperti, untuk menyuplai kebutuhan energi pabrik pupuk, PLN, hingga industri lain yang menyerap banyak tenaga kerja. Bahkan, kata dia, dengan adanya suplai gas yang melimpah, maka pupuk untuk petani menjadi semakin mudah dan murah.
“Maka dari itu, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur juga menjadi makin kompetitif,” ujarnya.
Selain itu, komitmen HCML bukan sekadar meningkatkan produksi migas. Tetapi, juga memberikan perhatian maksimal terhadap masyarakat. Utamanya, warga di daerah terdampak yang ada di Madura.
“Kami selalu memberikan program pengembangan masyarakat yang berkesinambungan dengan pengembangan ekonomi, perbaikan gizi kesehatan, dan fasilitas infrastruktur. Semua itu, akan dipertahankan dan ditingkatkan terus menerus,” tegasnya.
Sebagai upaya menjaga keoptimalan sumur di Lapangan Blok Madura Strait, pihaknya terus melakukan monitoring secara rutin. Sekaligus, juga dilakukan perbaikan terhadap fasilitas produksi di sumur tersebut secara berkala.
“Semua itu untuk memastikan bahwa produktivitas bisa berlangsung tepat waktu,” ungkapnya.
Menurut dia, untuk mewujudkan optimalisasi produksi tersebut, diperlukan sinergi dan kolaborasi antar pihak. Terutama, yaitu dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serta penyedia jasa.
“Sehingga, bisa terus mendapatkan jasa perbaikan dan monitoring terhadap fasilitas yang ada dan produktivitas bisa terlaksana tepat waktu,” ujarnya.
Kata Hamim, fasilitas yang terawat dengan baik, tentunya memberikan dampak positif terhadap optimalisasi proses produksi. Dengan begitu, maka produk yang diinginkan dipastikan sesuai dengan target.
Sedangkan, untuk mempertahankan posisi HCML sebagai produsen gas terbesar di Jawa Timur, tentu upaya yang dilakukan bukan sekadar merawat fasilitas yang sudah ada. Di samping itu, KKKS tersebut juga memiliki rencana panjang ke depan. Salah satunya, yang berkaitan dengan penambahan sumur baru.
Rencana penambahan sumur itu, akan dilaksanakan paling cepat yaitu pada akhir tahun 2025 sampai awal 2026. Namun, sebelum mengambil langkah lebih jauh, HCML masih melakukan kajian lebih lanjut secara mendalam. Sehingga, potensi dan dampaknya dapat diperhitungkan dengan matang.
“Kalau rencana sudah ada (penambahan sumur migas, red). Mungkin tahun 2025 akhir atau 2026 awal. Tetapi, itu tergantung beberapa hal, terutama persetujuan dari stakeholder pemegang saham dan SKK Migas,” pungkasnya. (*)