KABAR MADURA | Keistikamahan Kiai Bahkri yang setiap pagi mengisi waktunya dengan membaca Al-qur’an di salah satu musala Bluto Sumenep, kini jadi penggerak perkumpulan tadarus di sejumlah musala serta masjid. Saat ini, binaannya sudah lebih dari 50 orang.
IMAM MAHDI, SUMENEP
Setiap matahari jelang terbit, lantunan suara K.Bakri dalam membaca Al-Qur’an terdengar menggema dari pengeras suara di salah satu musala di Bluto.
Saat ditemui, dirinya mengaku bahwa membaca Al-Qur’an itu bukan hanya di musala, tetapi sepanjang waktu pada saat di rumahnya. Kebiasaan sejak kecil itu terus dijaga, baik saat mondok hingga berkeluarga. Hal itu membuat pria yang sudah memasuki usia ke-56 ini juga dikagumi masyarakat.
“Membaca Al-Qur’an itu tiada batas, jika ingin mendapatkan pahala, serta keselamatan,”katanya, Kamis, (7/11/2024).
Selain jadi penggerak perkumpulan tadarus, dia juga dipercaya masyarakat untuk mengajari anak-anak membaca Al-Qur’an. Saat ini, perkumpulan tadarus yang digerakkan terus aktif di sejumlah musala serta masjid setiap bulan di hari Jumat Legi.
Kiai Bakri juga kerap dipercaya warga untuk diundang menghatamkan Al-Qur’an di rumah pengundangnya. Dia mengaji dari juz 1 hingga 30 untuk keselamatan rumah dan keluarga.
“Mengenai nafkah istri terkadang saya didapat dari orang yang menyuruh saya mengaji di rumah orang lain, karena selesai mengaji itu diberi upah walaupun tidak seberapa,” tuturnya.
Dalam mengajar membaca Al-Quran, prosesnya dimulai dari hal paling dasar, yakni mengenalkan huruf hijaiyah serta mengajar cara membaca sesuai tajwid. Baginya, tidak mudah menjadi pengajar membaca Al-Qur’an, karena merupakan tanggung jawab yang besar yang perlu dijalani untuk menjunjung tinggi agama Allah.
Cukup banyak santrinya yang mahir membaca Al-Qur an yang baik. Bahkan, beberapa santrinya sudah ada yang menang lomba membaca Al-Qur’an dalam hal kefasihan membaca.
“Pekerjaan yang paling mulia adalah membaca Al-Qur’an,,” ucap Kiai Bakri. (imd/waw)