KABAR MADURA | Pasca kebakaran akhir Maret lalu, beberapa kios dan los di Pasar Waru yang terdampak masih belum direnovasi seutuhnya. Akibatnya, pemilik kios tidak bisa berjualan seperti biasa.
Rifki, anak pemilik kios jamu dan obat-obatan yang terdampak kebakaran mengatakan, sejak tempat dagangnya dilalap si jago merah, pihaknya tidak bisa berjualan. Sebab kiosnya tidak bisa ditempati. Sejauh ini, hanya dilakukan renovasi sekadarnya.
Dia berharap, ada penanganan yang serius dari pemerintah Kabupaten Pamekasan pasca kebakaran tersebut.
“Memang ada bantuan tapi tidak tahu dari pemerintah mana. Itu pun tidak seberapa, kebanyakan menggunakan dana pribadi. Sampai sekarang belum ditempati, karena tidak ada yang mau diisi. Tapi sebagian sudah ada yang diperbaiki,” tuturnya kepada Kabar Madura, Kamis (18/4/2024).
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pamekasan Basri Yulianto mengatakan, pihaknya telah mengajukan bantuan tidak terduga (BTT) untuk renovasi kios dan los yang terdampak. Namun, sejauh ini masih belum ada tindak lanjut persetujuan dari pihak yang bersangkutan.
Disebutkan, BTT itu harus berdasarkan persetujuan pimpinan daerah. Sebab untuk melakukan renovasi bersumber dari APBD, instansinya tidak mengantongi anggaran tersebut. Adapun BTT yang diajukan kurang dari Rp200 juta untuk tiga kios dan lima los.
Basri menambahkan, pedagang yang terdampak juga diajukan agar tidak dibebani membayar retribusi hingga kios atau los bisa difungsikan seperti biasa.
“Sekarang BTT ada di meja pimpinan, pasca kebaran kemarin kami langsung ajukan BTT. Tapi hingga sekarang belum ada sinyal apa-apa. Angka pastinya kurang tahu berapa, tapi yang jelas di bawah Rp200 juta yang diajukan,” tukasnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman