KABAR MADURA | Baru berdiri enam tahun lalu. Tapi, sudah memberikan banyak manfaat ke masyarakat; tidak sedikit anak desa yang diselamatkan dari jurang putus sekolah. Itulah peran besar Madrasah Aliyah (MA) Nurul Jadid.
KHOYRUL UMAM SYARIF, PAMEKASAN
Berdiri kokoh di tengah-tengah Desa Bungbaruh, Kecamatan Kadur, Pamekasan, MA Nurul Jadid menjadi daya magnet tersendiri dalam mencerdaskan anak-anak desa.
Sawah maupun tegal di sekitar sekolah tersebut, dulunya sering ramai dengan remaja tamatan SMP sederajat. Mereka memilih jadi petani karena tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
Namun kini, mereka hanya sesekali bantu orang tuanya bertani, terutama saat pulang sekolah atau kala libur sekolah. Anak-anak desa itu, waktunya lebih dikonsentrasikan mengasah ilmu dan life skill-nya di MA Nurul Jadid.
Lembaga tersebut punya metode khusus melalui pendampingan yang dilakukan secara konsisten terhadap pengembangan potensi setiap siswa, termasuk difasilitasi dengan beberapa kegiatan ekstrakurikuler.
“Sebut saja Tahfidul Qur’an, baca kitab, hafalan Hadits, pembelajaran qori’, ceramah agama, dan santri entrepreneur,” ujar Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid Kiai Abdul Basith Mansur kepada Kabar Madura, Selasa (12/11/2024).
Dijelaskan, awal berdirinya MA Nurul Jadid berangkat dari kebutuhan masyarakat sekitar. Banyak masyarakat yang tak melanjutkan ke jenjang berikutnya pasca lulus dari SMP sederajat.
“Lantaran tidak memiliki biaya dan untuk sekolah harus menempuh jarak berkilo-kilometer,“ ujar kiai muda, yang juga dikenal sebagai da’i kondang itu.
Setelah Kiai Basith berembuk dengan keluarga besarnya, maka diputuskanlah pada 2019 mendirikan MA Nurul Jadid.
“Saya awalnya ingin menampung anak-anak di sekitar sekolah ini untuk melanjutkan MA-nya, minimal saya bisa mengumpulkan 8 atau 10 orang. Alhamdulillah ketika pertama kali buka ada 16 orang yang mendaftar ke MA Nurul Jadid,” ungkapnya.
Meski awalnya gedung sekolah belum ada, bahkan orang banyak yang meragukan ikhtiar Kiai Basith, tak ada kata mundur. Dirinya mengabaikan saja komentar masyarakat yang meragukan dirinya akan sukses karena tidak ada gedung sekolah.
Wakil Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Pamekasan itu menyampaikan, seiring berjalannya waktu dan diniatkan dengan memperjuangkan agama berdasarkan Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah, ketidakpercayaan sebagian masyarakat itu terbantahkan atas pertolongan Tuhan Yang Maha Esa.
Selain saat ini punya gedung bertingkat, MA Nurul Jadid sukses mengorbitkan siswa-siswinya merengkuh prestasi. Mulai dari tingkat kabupaten hingga ke tingkat provinsi. Banyak pula lulusannya yang mendapatkan beasiswa di beberapa perguruan tinggi.
“Kami menggratiskan biaya siswa di madrasah, mulai dari seragam dan buku, termasuk di pondok gratis,” urai alumnus Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep itu.
Yang tidak digratiskan ada dua, yakni pembayaran uang Haflatul Imtihan sebagai bentuk rasa syukur dan tasyakuran. Kedua, untuk makan santri di pondok, supaya para wali santri punya rasa memiliki kepada pesantren dan anaknya sendiri.
Untuk diketahui, selama tiga tahun terakhir sudah terdapat 20 lulusan MA Nurul Jadid yang memperoleh beasiswa di perguruan tinggi. Termasuk di tahun 2024, terdapat enam orang lulusan MA Nurul Jadid yang mampu meraih beasiswa dari beberapa perguruan tinggi. (nam)
Prestasi Siswa MA Nurul Jadid
– 4 Siswa Lolos menerima Beasiswa KIP Unira 2022 dan 2023
– 1 Siswa Lolos Beasiswa KIP di IAIN Madura 2022
– 2 Siswa Lolos Beasiswa KIP di STAIFA Pamekasan 2023
– 1 Siswa lolos Beasiswa KIP Instika Sumenep 2023
Penerima Beasiswa 2024
- Syaiful Hidayat di UIM Pamekasan
- Sainol Muktar di UIM Pamekasan
- Moh Quthbi di Universitas Annuqayah Sumenep
- Nur Laili di STAIFA Pamekasan
- Khairul Nisa Putri di STAIFA Pamekasan
- Musfik S1 Keperawatan Stikes Husada Jombang