KABAR MADURA | Bantuan khusus anak yatim yang teranggarkan di daerah cukup terbatas, yakni hanya menyasar 20 orang di setiap kecamatan. Kendati demikian, tahun ini Pamekasan mendapatkan bantuan serupa dari kementerian, yakni bantuan kepada anak yatim, piatu, dan yatim piatu (Yapi).
Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial (Dinsos) Pamekasan Amir Mahmud mengatakan, masing-masing penerima bansos khusu anak yatim senilai Rp200 ribu selama setahun. Ditanya soal jumlah penerima, Amir tidak bisa menyebutkan secara detail. Sebab, jumlah penerima setiap bulannya tidak sama. Namun setiap kecamatan, ada sekitar 50 hingga 100 anak yang terkaver dalam bantuan tersebut.
“Setiap bulannya itu berubah, misal di kecamatan Kota bulan Januari ada 100 anak, di Februari bisa saja kurang dari 100 anak atau bahkan lebih. Karena bisa saja, ada tambahan usulan dari kecamatan, atau ada yang meninggal. Yang bisa memutuskan itu hanya kementerian,” tuturnya, Kamis (11/7/2024).
Amir mengungkapkan, adanya bantuan dari kementerian itu cukup mengkaver sebagian besar anak yatim di Pamekasan. Sebab, jika hanya mengandalkan bantuan dari daerah, maka tidak mampu mengkaver keseluruhan. Namun saat ditanya soal jumlah keseluruhan anak yatim, piatu, ataupun yatim piatu, Amir mengaku tidak mempunyai data yang valid.
“Kami tidak berani minta data keseluruhan ke setiap kecamatan, karena bantuan yang dari daerah itu cuman 20 orang, itu pun hanya sekali, sebesar Rp150 ribu. Kalau yang Yapi, pendataannya itu berdasarkan DTKS dari kementerian,” ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Pamekasan Wardatus Sarifah menekankan penyaluran bantuan itu harus tepat sasaran. Sehingga, dibutuhkan pendataan yang valid di setiap wilayah. Pasalnya, pendataan yang tidak valid itu nantinya berpengaruh pada proses penyaluran bantuan.
“Tidak semua anak yatim itu tidak mampu, tapi ada juga yang mampu. Jadi butuh pengklasifikasian seperti itu, untuk memastikan ketepatan sasaran. Karena selama ini, kelemahannya dipendataan yang akurat, pendataan apapun itu,” tukasnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman