KABAR MADURA | Beberapa hari terakhir, hujan mengakibatkan puluhan hektare lahan pertanian yang terendam banjir. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep diminta serius menjamin keamanan panen petani.
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep Juhari mengatakan, mestinya sejak awal lahan yang menjadi langganan banjir harus sudah terdata dan disiapkan asuransi taninya.
“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep harus berani menggaransi hasil pertanian petani tidak gagal, terutama di area perkotaan harus menjadi prioritas,” kata dia.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumenep itu juga menekan ada alternatif lain, salah satunya dinas terkait memerhatikan saluran irigasi di sekitar lokasi pertanian yang sering terdampak banjir. Apabila hal itu menjadi penyebab meluasnya air ke lahan produktif, maka harus segera dilakukan penataan ulang.
“Harus ada progres jangka panjang, lagi-lagi itu di area perkotaan yang memang menjadi langganan banjir di setiap musim hujan,” imbuhnya.
Kepala DKPP Sumenep Chainur Rasyid mengatakan, banjir yang melanda puluhan hektare lahan pertanian saat ini tidak separah tahun lalu. Sehingga kemungkinan petani tidak akan gagal panen.
“Kami bakal memberikan bantuan apabila terjadi gagal panen nantinya,” paparnya.
Sekadar diketahui, berdasarkan data DKPP Sumenep, ada sekitar 66 hektare lahan pertanian siap panen terendam banjir akibat hujan lebat dalam kurun waktu 3 hari terakhir sejak Senin hingga Rabu (11-13/4/2024).
Dari 66 hektare lahan pertanian itu, terparah di wilayah Kecamatan Lenteng. Sedangkan untuk Kecamatan Batuan, hanya 6 hektare lahan yakni di Desa Nambakor dan Patean, Sumenep.
Pewarta: Moh. Razin
Redaktur: Wawan A. Husna