KABARMADURA.ID | SAMPANG -Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terdapat 92 desa di Sampang yang berpotensi mengalami kekeringan pada musim kemarau ini. Jumlah tersebut tersebar di 14 kecamatan. Rinciannya, 62 desa kering kritis, 15 desa kering langka, dan 15 desa kering langka terbatas.
Namun, BPBD Sampang mengaku tidak menganggarkan bantuan droping air bersih. Sebab, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Sampang 2023 sudah tidak memungkin untuk menganggarkan bantuan penanganan kekeringan tersebut.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang Mohammad Imam mengatakan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang mengandalkan bantuan anggaran dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
“Untuk bantuan droping air untuk desa kekeringan, kami masih mengusulkan ke Pemprov. Kalau dari APBD kita tidak menganggarkan, karena anggaran kami sangat terbatas,” ujar Mohammad Imam kepada Kabar Madura, Rabu (14/6/2023).
Imam menjelaskan, BPBD Sampang sudah dua pekan yang lalu mengusulkan bantuan anggaran droping air bersih. Namun, hingga kini pagu bantuan itu masih belum ada kepastian dari Pemprov.
“Pemprov Jatim sudah menyanggupi untuk membantu kabupaten/kota yang terdampak kekeringan, tapi pagunya belum ada informasi. Tidak hanya Sampang yang tidak menganggarkan, kabupaten yang lain juga ada, karena kekeringan ini tergantung kondisi alam,” dalihnya
Dia juga mengungkapkan bahwa jumlah desa yang rawan kekeringan di Sampang penurunan dibandingkan pada tahun sebelumnya. Di tahun 2022, ada 93 desa yang mengalami kekeringan.
“Tahun ini jumlah desa kekeringan di Sampang turun satu desa,” tukasnya.
Pewarta: Subhan
Redaktur: Sule Sulaiman