KABAR MADURA | Rencana Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menaikkan status puskesmas pembantu (pustu) menjadi puskesmas di Kecamatan Giligenting, Pulau Giliraja, membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Sumenep drg. Ellya Fardasah melalui Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Kesehatan (SDK) Moh. Nur Insan mengatakan, saat ini dalam proses penambahan puskesmas induk di Kecamatan Giligenting pulau Giliraja.
“Sebenarnya di Pulau Giliraja itu sudah ada pustu namun akan dinaikkan status menjadi puskesmas induk,” katanya, Minggu (28/4/2024).
Puskesmas baru ini dimaksudkan untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kepulauan. Untuk menaikkan status menjadi puskesmas induk tersebut, sudah mulai proses pembangunan. Pelaksana proyeknya Dinas Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang (PUTR) Sumenep.
“Begitu selesai pembangunan nantinya akan diubah status menjadi puskesmas induk,” ucapnya.
Dijelaskan, kemungkinan tidak selesai pekerjaan fisiknya pada tahun 2024 itu, karena anggarannya di Dinas PUTR Sumenep tidak begitu besar. Untuk pembangunan fisiknya diperkirakan menelan Rp4-6 miliar. Sementara yang ada saat ini sekitar Rp1,2 miliar.
“Ini sangat tidak cukup kalau bangun dari awal hingga tuntas,” tegas dia.
pembangunannya dalam bentuk pustu, tetapi konsep yang disiapkan untuk gedung puskesmas induk. Jika sudah selesai pembangunannya, maka Dinkes P2KB Sumenep bakal segera bersiap mengusahakan menjadi puskesmas induk.
“Tentu butuh sumber daya manusia (SDM) dan lainnya akan lebih banyak, daripada yang masih statusnya pustu,” kata Nur.
Jika pembangunan fisiknya sudah selesai, kata Nur, tentu akan diajukan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk naik level berstatus puskesmas induk. Sehingga dapat mendekatkan pelayanan pada masyarakat di Pulau Giliraja itu.
“Kami sedang usahakan sambil lalu menunggu pembangunan fisiknya selesai,” bebernya.
Dia menambahkan, dalam menaikkan status menjadi puskesmas induk saat ini masih kekurangan SDM sarana dan prasarana. Padahal, idealnya untuk puskesmas induk harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium.
SDM yang harus dilengkapi itu seperti dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi, dan tenaga kefarmasian.
“Dalam kondisi tertentu, pada satu kecamatan dapat didirikan lebih dari satu puskesmas itu berdasarkan regulasi dari Kemenkes,” tuturnya.
Kepala Bidang (Kabid) Penataan Bangunan dan Gedung Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sumenep Indra Aprianto mengakui bahwa konsep pembangunan fisiknya dari semula pembangunan pustu, saat ini puskesmas induk, tempat yang akan dibangun adalah di Desa Banbaru, Kecamatan Giligenting, Pulau Giliraja, Sumenep.
“Untuk anggarannya, senilai Rp1,2 miliar. Saat ini sudah proses lelang, insya Allah Mei-Juni mulai progres pelaksanaan fisik,” kata Indra.
Diketahui, dari 27 kecamatan di Sumenep, saat ini ada sebanyak 30 puskesmas. Sebab, sudah ada tiga kecamatan yang dalam satu kecamatan ada dua puskesmas induk. Jika rencana terwujud untuk ditambah satu puskesmas induk di Kecamatan Giligenting Pulau Giliraja, maka bertambah menjadi 31 puskesmas di Sumenep.
Pewarta: Imam Mahdi
Redaktur: Wawan A. Husna