KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Realisasi kurikulum merdeka di lembaga pendidikan lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan belum sepenuhnya merata. Capaiannya, sekitar 50 persen. Rata-rata yang belum merealisasikan kurikulum tersebut adalah madrasah swasta.
Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah Kemenag Pamekasan Badrus Shomad mengatakan, pihaknya tidak bisa memaksa kepada masing-masing madrasah untuk menerapkan kurikulum merdeka. Pasalnya, setiap lembaga memiliki kebijakan tersendiri.
“Kalau yang negeri sudah semua karena memang wajib. Kalau yang swasta ini, kami tidak bisa memaksa karena mereka punya yayasan dan pengasuhnya. Pasti ada pertimbangan tersendiri,” terangnya kepada Kabar Madura, Selasa (21/11/2023).
Dia menuturkan, tidak ada persyaratan yang cukup rumit dalam merealisasikan kurikulum merdeka. Bahkan, setiap madrasah sudah melakukan sosialisasi dan workshop terkait implementasi kurikulum merdeka sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan rekomendasi dari Kemenag setempat. Hanya saja, lanjut Shomad, masing-masing madrasah masih belum siap untuk menerapkan kurikulum merdeka sebab faktor internal.
Badrus mengklaim, ke depan semua madrasah akan menerapkan kurikulum merdeka dengan sendirinya. Pasalnya, tahun 2024 mendatang pusat telah menginstruksikan semua satuan pendidikan madrasah harus menerapkan kurikulum merdeka. Dengan demikian, semua sistem administrasi berubah disesuaikan dengan fitur kurikulum merdeka yang berlaku, seperti layanan sistem informasi manajemen pendidikan dan tenaga kependidikan Kementerian Agama (Simpatika).
“Total madrasah 1.139. Rinciannya saya lupa MI berapa dan MA berapa. Tapi yang jelas, delapan madrasah negeri yang ada di Pamekasan sudah semua. Seperti di MAN 2, MIN 1, dan lainnya. Tinggal yang swasta belum semua. Pada akhirnya mereka akan menerapkan kurikulum merdeka dengan sendirinya,” ungkapnya.
Sementara itu, pengelola Yayasan Nurul Jadid Bungbaruh Istianah mengatakan, pihaknya belum menerapkan kurikulum merdeka. Sebab mempunyai kurikulum tersendiri.
“Yayasan punya kurikulum sendiri, jadi tidak menerapkan kurikulum merdeka,” singkatnya.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman