KABAR MADURA | Produk lokal hasil usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang mampu menembus pasar modern masih terbilang minim. Saat ini, yang berhasil terpajang di toko modern hanya 10 produk.
Kepala Bidang (Kabid) Produktivitas Kerja Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Ketenagakerjaan (Diskop UKM dan Naker) Pamekasan Ika Yulia Rakhmawati mengatakan, produk yang lolos kurasi penilaian ada 12 produk. Dari jumlah tersebut, terdapat 10 produk yang mendapatkan barcode produk. Sementara sisanya gagal mendapat barcode produk meski telah lulus kurasi.
“Ada (produk) kopi, sampai saat ini tidak turun barcode produk, padahal sudah lulus kurasi,” terangngnya, Senin (11/11/2024).
Pihaknya tidak mengetahui secara pasti terkait belum gagalnya produk itu mendapatkan barcode produk. Namun, Ika tidak menampik bahwa kurasi penilaian untuk masuk toko modern, seperti Indomaret dan lainnya, cukup ketat.
Menurut Ika, tetdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, di antaranya izin pangan industri rumah tangga (PIRT), deskripsi produk harus sesuai dengan makanan yang dikemas pengemasan, rasa, gramasi, pemenuhan perizinan, seperti sertifikat halal, badan pengawas obat dan makanan (BPOM), dan lainnya. Masing-masing indikator tersebut saling berkaitan, sehingga harus terpenuhi semua.
Dia menegaskan, pihaknya akan terus mendorong dalam peningkatan UMKM di Kota Gerbang Salam, melalui fasilitasi pendampingan dan pembinaan selama proses pengajuan ke toko modern. Namun terkadang, dalam kurasi penilaiannya memang cukup ketat dan butuh komitmen dari pelaku UMKM.
“Lima produk masuk kurasi di tahun 2023, seperti keripik singkong, kripik jagung original, abon cakalan, dan lainnya. Lima produk sisanya diproses tahun ini, seperti opak gulung, snack teri krispi, keripik pisang, dan lain-lain,” tukasnya kepada Kabar Madura. (nur/zul)