KABARMADURA.ID | SAMPANG-Oknum guru pegawai negeri sipil (PNS) di SDN Rongtengah 5, Sampang, yang dibekuk Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, tercatat mengajar di kelas 6. Pria berinisial S itu ditangkap Densus 88 karena diduga terlibat jaringan terorisme.
Kepala SDN Rongtengah 5 Surati mengaku tidak menyangka S merupakan terduga teroris. Sebab, aktivitasnya selama mengajar di SDN Rongtengah 5 tidak ada yang mencurigakan. Bahkan, S dikenal sebagai seorang guru yang aktif dan rajin mengikuti upacara bendera setiap hari Senin. Dia dikenal baik dan sering menasehati rekan kerjanya.
“Dia aktif pak. Bulan kemarin saja dia cuma sekali tidak masuk. Upacara juga ikut terus,” ucapnya kepada Kabar Madura, Selasa (18/10/2022).
Di papan data SDN Rongtengah 5, terpampang S sebagai guru tetap. Dia berdinas di sekolah itu sejak 22 Desember 2017. Di papan itu juga tercatat S lahir di Pamekasan pada 6 Oktober 1975. Usianya saat ini 47 tahun. Dia lulus sarjana strata satu pada tahun 2002.
Tidak hanya itu, di papan data personalia guru juga tercatat pangkat dan golongan S. Yakni Penata III c dengan gaji pokok Rp3.821.000. Diketahui, sebelum mengajar di SDN Rongtengah 5, S pernah mengajar di salah satu sekolah di Kecamatan Ketapang.
Menurut Surati, tidak ada yang aneh dalam diri S. Karakter dan sikapnya sebagaimana orang biasa pada umumnya. Sebagai guru kelas, S mengajar semua mata pelajaran kecuali mata pelajaran agama. Sebab, di SDN Rongtengah 5 ada guru khusus pengajar pelajaran agama.
“Kami tidak menyangka. Dia orangnya baik. Kita biasa saling menasehati. Bahkan dia yang sering menasehati kami,” imbuh Surati.
Surati menuturkan, dengan ditangkapnya S oleh Densus 88 Antiteror, Kepolisian Sektor (Polsek) Sampang datang ke sekolah memberitahu bahwa untuk sementara waktu, S tidak bisa mengajar karena masih diperlukan oleh Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri).
Namun demikian, Surati memastikan, kegiatan belajar mengajar (KBM) di SDN Rongtengah 5 tetap berjalan lancar dan tidak terganggu. Untuk sementara, Surati menggantikan S sebagai guru kelas 6. Dia pun memastikan, psikis siswa tidak terganggu oleh kejadian yang menimpa S.
Di lain pihak, Ketua RT 02 RW 02 Kelurahan Rongtengah Rohadi juga tidak menyangka atas kejadian yang menimpa warganya itu. Rohadi menyebut, tidak gelagat yang mencurigakan pada diri S. Dari penampilan dan sikapnya biasa-biasa saja. S juga dikenal rajin ke masjid.
“Awalnya saya tidak percaya. Masa ya dia teroris,” ujarnya, Selasa (18/10/2022).
Rohadi menuturkan, S merupakan warganya di RT 02 RW 02. Namun yang ketahuinya, S merupakan warga asli Pamekasan. Sebagai ketua RT, dia tidak memiliki data kependudukan S. Pernah diminta, namun S berdalih masih mengurus surat pindah dari Pamekasan ke Sampang.
“Pernah saya minta data kependudukan. Tapi katanya masih mengurus surat pindah dulu. Orangnya biasa saja kok. Di masjid juga tidak pernah ceramah. Karena dia memang bukan kiai,” ungkap Rohadi.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Sampang Arief Budiansor Munikira juga mengaku heran. Pasalnya, S diketahui sebagai guru yang disiplin. Bahkan, dia rajin mengikuti upacara bendera setiap hari Senin. Sebab biasanya, penganut paham radikalisme menolak upacara bendera.
“Dia guru kelas kok. Bukan guru agama. Laporan ke kami dia disiplin. Ikut upacara rajin. Biasanya kan kalau paham seperti itu tidak mau upacara hormat ke bendera,” tandasnya.
PROFIL S, GURU BERSTATUS TERDUGA TERORIS
Lahir 6 Oktober 1975 (47 tahun)
Lulus sarjana strata satu pada 2002
Pangkat dan golongan S; Penata III c
Gaji pokok Rp3.821.000 per bulan
S MENURUT SEJUMLAH PIHAK
Kepala SDN Rongtengah 5 Surati
Guru yang aktif ikuti upacara bendera
Dikenal baik dan sering menasehati rekan kerjanya
Absen kehadiran cukup baik
Mengajar semua mata pelajaran kecuali agama
Berdinas di SDN Rongtengah 5 sejak 22 Desember 2017
Ketua RT 02 RW 02 Kelurahan Rongtengah, Rohadi
Tidak gelagat yang mencurigakan
Penampilan dan sikapnya biasa saja
Dikenal rajin ke masjid
Tercatat sebagai penduduk Pamekasan
Reporter: Ali Wafa
Redaktur: Wawan A. Husna
