Oleh: Taufik Hasyim*)
Bagi jemaah haji gelombang kedua, saatnya sekarang ziarah ke tempat bersejarah di Makkah, di antaranya adalah Jabal Rahmah.
Jabal Rahmah ada di Arafah, sedang Arafah merupakan tempat wuqufnya jemaah haji seluruh dunia tepat tanggal 09 Dzulhijjah tiap tahunnya.
Saat wuquf, diyakini semua wali Allah dari penjuru dunia hadir di sana. Sebab, ada dua keistimewaan terjadi dalam satu tahun di mana tempat dan waktu istijabah untuk berdoa terjadi saat itu.
Waktu tanggal 9 Dzulhijjah sejak tergelincirnya hingga terbenamnya matahari. Sedangkan tempatnya di tanah Arafah, dua hal inilah (tempat dan waktu) yang terjadi dalam satu tahun menjadikan Arafah sangat istimewa.
Paling tidak ada tiga peristiwa besar terjadi di sana untuk menberi julukan bahwa Arafah adalah bukit kasih sayang & cinta.
Pertama, Jabal Rahmah diyakini sebagai tempat bertemunya Nabi Adam & Ibu Hawa setelah dikeluarkan dari surga.
Menurut riwayat, Nabi Adam diturunkan di India, Siti Hawa diturunkan di Jeddah.
Sekian lama saling mencari dengan susah payah dan usaha yang gigih, akhirnya mereka berdua dipertemukan di Jabal Rahmah, hingga tak salah jika Jabal Rahmah diberi label bukit cinta atau bukit kasih sayang.
Kejadian kedua adalah turunnya wahyu terakhir dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Pada tahun ke-10 setelah hijrah, Rasulullah SAW melakukan haji dengan diikuti oleh 100.000 kaum muslimin.
Saat ibadah haji itu, Rasulullah SAW berpidato di bukit Arafah tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijrah dan turunlah wahyu yang terakhir, yaitu al-Qur’an Surat Al Maidah Ayat 3 yang menjelaskan kesempurnaan agama Islam, sebagai agama yang diridai Allah.
Demikian juga karunia nikmat Allah telah dianugerahkan kepada Nabi dan umatnya secara lengkap dan sempurna.
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku lengkapi karunia nikmat-Ku atasmu serta telah Aku radai Islam itu menjadi agamamu.” (QS al-Maidah: 3)
Setelah mendengar ayat ini, kaum muslimin riang gembira dan bersorak menandakan kebahagiaan. Sebab dengan ayat ini, pertanda agama Islam sudh bisa dianggap menang dan sempurna.
Namun, ada dua orang sahabat nabi yaitu Abu Bakar dan Umar Bin Khattab malah menangis sejadi-jadinya. Keduanya sadar bahwa dengan wahyu itu Nabi Muhammad SAW tidak lama lagi akan wafat dipanggil oleh Allah SWT. Ini artinya Nabi yang sangat dicintai oleh keduanya sebentar lagi akan wafat dan betul, tak lama setelah turunnya wahyu itu Rasulullah SAW wafat dipanggil oleh Allah SWT.
Ketiga, di Jabal Rahmah pula, Nabi Ibrahim diuji cintanya, untuk melaksanakan perintah Allah mengorbankan atau menyembelih anak lelakinya bernama Ismail.
Di bukit Arafah itu, nabi Ibrahim yakin bahwa mimpi menyembelih putranya yang dia alami tiga kali berturut-turut tersebut benar-benar merupakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Ismail.
Di sinilah cinta Nabi Ibrahim harus memilih antara cinta pada putra kesayangannya atau cinta pada Allah SWT. Nabi Ibrahim akhirnya memilih cinta pada Allah dan rela menyemblih putra yg sangat dicintainya.
Di sini kita bisa rasakan betapa besar pengorbanan Nabi Ibrahim demi perintah suci dari Allah, yang akhirnya karena kegigihan cinta inilah Nabi Ibrahim diangkat oleh Allah menjadi kekasih Allah (Khalilullah).
Kasih sayang dan cinta selalu menjadi misteri bagi manusia. Suatu saat begitu menggairahkan dan penuh gelora, namun di saat yang lain tak jarang menimbulkan tragedi luka dan nestapa mendalam.
Sejarah manusia dipenuhi dengan kisah cinta yang tiada habisnya. Monumen cinta seperti Jabal Rahmah ini terserak di seluruh penjuru dunia dan selalu ramai dikunjungi oleh mereka yang sedang dimabuk cinta, merawat cinta, atau sedang memperjuangkan cinta dan kasih sayang.
Wallahu A’lam Bisshowab.
Salam rindu & salam cinta dari Makkah.
*) Ketua PCNU Pamekasan
Redaktur: Hairul Anam