KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Memasuki pertengahan tahun 2023, harga garam mengalami penurunan. Kondisi itu membuat khawatir para petani garam di Pamekasan. Salah seorang petambak garam asal Kecamatan Galis, Pamekasan, Viki Wahyudi, mengaku bulan ini harga garam turun drastis..
Sebelumnya, harga garam tembus kisaran Rp6 juta per ton. Tapi kini, harga jual garam yang diproduksi hanya Rp2.800.000 per ton. Menurut Viki, turunnya harga garam tersebut dikarenakan banyaknya hasil produksi garam. Sementara permintaan pasar stagnan.
“Khawatir rugi sudah pasti. Karena biaya produksinya bisa menghabiskan puluhan juta, ” terang Viki, Rabu (19/7/2023).
Petambak garam asal Dusun Capak Laok, Desa Pandan, itu berharap, pemerintah setempat bisa mengondisikan atas turunnya harga jual garam tersebut. Sebab, jika dibiarkan, petani garam akan terus merugi. Pasalnya, biaya produksi yang dikeluarkan tidak sedikit.
“Untuk terpalnya saja Rp14 juga hingga Rp18 juta harganya. Belum lagi, upah pekerja, dan kebutuhan produksi lainnya,” tanbahnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pamekasan Lutfi Asyari mengatakan, berubahnya harga jual itu merupakan anomali harga. Sebab bersifat fluktuatif, bergantung pada kondisi yang terjadi. Sehingga merupakan suatu hal yang wajar apabila terjadi.
Pihaknya tidak bisa berbuat banyak atas turunnya harga tersebut. Mengenai harga, menurutnya kewenangan kementerian, termasuk target produksi. Selama ini, pihaknya hanya membantu untuk memberikan pendampingan dan pembinaan kepada petani garam terkait hasil dan kualitas garam yang diperoleh.
“Namanya hukum ekonomi, kadang naik kadang turun. Soal harga ataupun target produksi bukan wewenang kami. Tapi kementerian. Kami sifatnya hanya membantu melaluI penyuluh, itu pun proses rekrutmen penyuluhnya dari kementerian juga,” papar Lutfi.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Wawan A. Husna