KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Kurang lebih Rp400 miliar dana alokasi khusus (DAK) non fisik tahun ini. Dari ratusan miliar tersebut, serapannya cukup maksimal. Yakni, sudah mencapai 80 persen. Saat ini masih tersisa 20 persen realisasi DAK non fisik dengan deadline penuntasan pekerjaan tanggal 15 Desember. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pamekasan Akhmad Zaini, Selasa (7/11/2023).
Menurutnya, pencairan program DAK non fisik dibagi empat tahap. Sehingga sisa 20 persen pekerjaan dari anggaran Rp400 miliar, bisa tuntas sebelum akhir tahun. Apalagi, untuk realisasi program langsung ke setiap sekolah. Seperti program Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), BOS sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP).
“Tujuannya, untuk mendukung operasional atau kepentingan setiap level pendidikan. Jadi penyalurannya melalui bank milik pemerintah. Kalau dari bank ke sekolah pasti tersalurkan, tapi dari sekolah ada yang tidak terserap, ada yang Rp100 Ribu ada yang Rp200 Ribu, itu menjadi silpa sekolah,” ujarnya kepada Kabar Madura.
Pihaknya menuturkan, penyaluran program DAK non fisik menggunakan sistem non tunai. Bahkan dalam perealisasiannya terpantau secara berkala melalui aplikasi Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (ARKAS). Tujuannya, agar tidak terjadi kebocoran anggaran. Dengan demikian, peruntukannya bisa dipastikan sesuai dengan regulasi yang berlaku.
“Jadi evaluasinya lewat sistem, semuanya by sistem, itupun melalui non tunai. Untuk DAK non Fisik tahun 2024 sudah penyusunan, tentunya berpedoman pada perolehan 2023, tapi bisa berubah, karena disesuaikan dengan perolehan dana transfer dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Kemenkeu RI),” tuturnya.
Pewarta: Khoyrul Umam Syarif
Redaktur: Totok Iswanto