KABAR MADURA | Pedesaan di Kabupaten Sumenep banyak yang mengembangkan desa wisata. Namun, tidak sedikit yang belum maksimal. Terutama desa yang sejatinya tidak punya potensi wisata.
Anggota Komisi l DPRD Sumenep Suroyo menyampaikan, memang dengan mengelola wisata itu banyak dampak positif, terutama dampak perekonomian terhadap warga sekitar.
“Tetapi jangan latah. Jika tidak ada potensi wisata yang bisa dikembangkan, jangan dipaksakan! Cari potensi lain yang bisa dikembangkan,” kata dia.
Menurutnya, rata-rata desa di Sumenep ini masih belum bisa memanfaatkan potensi lokal desa yang bisa dikembangkan. Bahkan, desa wisata sendiri tidak sampai separuh dari jumlah desa di Sumenep yang sudah terbentuk.
Sehingga dengan adanya festival desa wisata yang dilakukan beberapa waktu lalu, masih terkesan dipaksakan. Meski hal itu berbasis kecamatan. Apalagi akses infrastruktur wisata baik di daratan maupun di kepulauan masih sangat memprihatinkan.
“Maka dari itu, potensi desa tidak melulu tentang desa wisata tetapi juga ada potensi lainnya yang juga bisa dikembangkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayakan Masyarakat dan Desa (DPMD) Sumenep Anwar Syahroni Yusuf mengatakan, bahwa memang tidak semua harus mengelola wisata, tetapi memang yang menjadi fokus saat ini merupakan wisata desa.
“Kami memang bukan mengabaikan potensi lain, misalnya seperti pertanian, perdagangan dan potensi lainnya,” paparnya.
Karena sementara ini yang nampak dikelola oleh beberapa aparatur desa adalah pengembangan objek wisata, ada yang dikelola badan usaha milik desa (BUMDes).
Salah seorang kepala desa di Sumenep Atnawi menyampaikan, bahwa sementara potensi yang bisa dikembangkan saat ini adalah potensi wisata desa. Bahkan saat ini sedang digarap sarana prasarana penunjangnya.
“Kami berusaha bekerja sama dengan seluruh elemen untuk meningkatkan potensi tersebut, tetapi memang secara berkala,” jelas Kepala Desa Badur, Kecamatan Batuputih Sumenep itu.
Pewarta: Moh.Razin
Redaktur: Sule Sulaiman