Jika Terpilih Jadi Bupati Pamekasan, Achmad Baidowi Bertekad Terbitkan Perbup Insentif Guru Ngaji dan Madin

Politik148 views

KABAR MADURA | Saat mengetahui guru ngaji dan Madin di Pamekasan terabaikan selama tiga tahun terakhir, Achmad Baidowi tampak termenung sejenak.

Sejurus kemudian, alumnus Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Palengaan, Pamekasan itu teringat Undang-Undang (UU) Pesantren Nomor 18 Tahun 2019.

Melalui UU tersebut, tegas Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI itu, APBD Kabupaten Pamekasan sangat memungkinkan untuk mengalokasikan dana insentif buat guru ngaji dan Madin.

“Itu dasar hukumnya sudah ada, tinggal turunannya diatur dalam peraturan daerah dan peraturan bupati (perbup),” tegas Achmad Baidowi saat bersilaturrahmi dengan para guru ngaji dan Madin di Desa Larangan Luar, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Sabtu (6/7/2024).

Dirinya bertekad untuk benar-benar memperhatikan guru ngaji dan guru madrasah diniyah (Madin). Menurutnya, mereka butuh diperhatikan dengan diberi insentif berkelanjutan, sebab mereka turut serta berkontribusi mengimplementasikan pendidikan karakter.

Baca Juga:  Prodi IQT IAIN Madura Raih Akreditasi Unggul, Rektor: Terima Kasih, Tim Borang!

Ditegaskan, dalam pendidikan karakter anak memiliki peran yang sangat fundamental untuk kemajuan bangsa dan negara. Melalui guru ngaji dan Madin, akhlak anak bisa terbentuk dengan baik.

“Saya dengan niatan menjadi pemimpin di Pamekasan, niatnya mengabdi. Bahasanya, niat ngabuleh untuk masyarakat, maka menjadi kewajiban bagi kami kalau dipercaya memimpin Pamekasan, APBD harus ada alokasi kepada guru Madin dan guru ngaji,” terangnya.

Penegasan politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, berpijak pada keluhan Pengasuh Musala Annur Desa Larangan Luar Misbahol Munir.

Misbahol Munir mengurai situasi dan kondisi terkini atas keberadaan guru ngaji selama tiga tahun terakhir, di mana perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan dirasa setengah hati memperhatikan kesejahteraan guru ngaji dan guru Madin.

Baca Juga:  PMB Deklarasikan Kholilurrahman-Halili, Ini Tanggapan H. Her

“Selama tiga tahun terakhir hanya mendapatkan sekali bantuan sebesar Rp600 ribu, kemudian untuk tahun berikutnya tidak mendapatkan kembali. Namun menurutnya, bukan jumlah uangnya yang diharapkannya, tetapi perhatian yang berkelanjutan yang diinginkannya, sebab guru ngaji dan guru Madin sebatas bermodalkan ikhlas mengabdi kepada masyarakat,” bebernya.

Misbahol Munir secara blak-blakan meminta kepada Achmad Baidowi agar memperjuangkan kesejahteraan guru ngaji dan Madin, apabila nantinya ditakdirkan menjadi pemimpin Pamekasan.

“Kalau bapak Achmad Baidowi diberi amanah menjadi Bupati Pamekasan, mohon diperhatikan para guru ngaji dan Madin. Utamanya bisa mengabdi dengan maksimal kepada masyarakat Pamekasan,” tukasnya.

Pewarta: Khoyrul Umam Syarif

Redaktur: Hairul Anam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *