Kisah Ali Munip 21 Tahun Mengabdi Jadi Jaksa: Bertugas di Pulau Terluar hingga Tidak Luput dari Ancaman

Berita, News26 views

KABAR MADURA | Bukan waktu yang singkat. Ali Munip sudah 21 tahun mengabdi menjadi jaksa. Segala bentuk tantangan dalam menjadi penegak hukum telah ia lalui, termasuk harus menghadapi berbagai ancaman saat menangani perkara. Pria yang kini menjabat kepala seksi (kasi) Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Pamekasan itu juga sudah pernah ditugaskan di daerah terluar Indonesia, yakni Pulau Rote Ndao.

PAMEKASAN, KHOYRUL UMAM SYARIF

Sosok kelahiran Bojonegoro itu terhitung sudah bertugas di 11 tempat berbeda sejak 2003 silam. Tentu, ia sudah kenyang dengan pengalaman. Ali Munip telah pernah menangani kasus besar saat masih bertugas di Jakarta Pusat. Banyak godaan yang sudah ia alami. Namun, Ali Munip mengaku, selalu berpegang teguh pada prinsip menegakan hukum seadil-adilnya, atas dasar regulasi yang menjadi rujukan.

Baca Juga:  Kejari Pamekasan Temukan Dua Proyek Hibah Diduga Fiktif

“Jadi sudah pernah bertugas di tempat yang paling terpencil dan tempat yang paling ramai di Jakarta Pusat. Pada waktu itu saya juga di bidang Pidsus, menangani perkara-perkara, termasuk perkara direktur ASDP, kasus direktur PT Pos dan lainnya. Tapi, itu semua, saya anggap sebagai pembelajaran menimba ilmu dan memperkuat mental penanganan perkara korupsi,” jelasnya kepada Kabar Madura, Senin (9/12/2024).

Lulusan Strata 1 di Universitas Brawijaya (UB) Malang itu menegaskan, selalu menemui jalan keluar setiap menghadapi kesulitan dalam penanganan kasus, termasuk ketika masih bertugas di Kejaksaan Tinggi (Kejati) Daerah Istimewa Yogyakarta dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebab, dia memiliki prinsip menjaga hubungan baik dengan siapa pun.

Baca Juga:  Pasar Kolpajung Semrawut, Disperindag Pamekasan Beralasan Sulit Atasi Pedagang Ngeyel

“Kalau ancaman mesti ada ya, setiap jaksa secara umum pasti mengalami kalau menangani perkara korupsi. Karena korupsi ini kan perkara yang pelakunya bukan orang biasa, minimal secara status sosial, secara jabatan dia pernah menjabat, ataupun secara pengaruh,” ungkapnya.

Dalam menjalankan tugasnya, alumnus Pascasarjana Universitas Ngurah Rai Bali itu tidak pernah menunda-nunda. Sebab, ia menyebut, ada keluarga yang senantiasa menunggu dirinya pulang ke rumah. Maka dari itu, manajemen waktu bagian terpenting baginya, terutama saat menjalankan tugas.

“Sebagai seorang jaksa, melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan menjaga hubungan baik dengan siapa saja. Ini merupakan kunci sukses yang menjadi pegangan saya selama ini,” tuturnya. (zul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *