Nelayan Pantura Pamekasan Rugi Ratusan Juta akibat Survei Seismik

Headline, Berita29 views

KABAR MADURA-Puluhan nelayan yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Masyarakat Nelayan mengadu ke legislatif atas kerugian yang dialami akibat kegiatan survei seismik yang dilakukan Petronas dan Elnusa di sepanjang pantai Desa Tamberu, Kecamatan Batumarmar, Pamekasan.

Koordinator Komunikasi Masyarakat Nelayan Fauzi menyampaikan, terdapat 12 nelayan yang mengaku terdampak survei seismik tersebut. Mereka merasa tidak diberitahu sebelumnya. Sehingga sejumlah alat penangkap ikannya berupa jaring rusak. Atas kejadian tersebut, nelayan tidak bisa melaut kembali karena jaringnya sudah tidak ada.

Kerusakan tersebut sudah dilaporkan disampaikan ke kepala Desa (Kades) Tamberu. Bahkan, para nelayan tersebut juga  mendatangi langsung kantor perwakilan dua perusahaan tersebut di Sampang. Namun kerugian mereka tidak kunjung diganti, padahal sudah berjalan kurang lebih 4 bulan. 

Maka dari itu, kedatangannya ke kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pamekasan ingin kerugian yang dialami nelayan bisa diganti.

Baca Juga:  Kanit Tipikor Polres Pamekasan Ungkap 5 Dampak Korupsi

“Kami sudah sampaikan beberapa kali ke kantor perwakilannya, terakhir kami bertemu dengan pihak Petronas, katanya masih proses administrasi perkiraan satu bulan yang lalu,” paparnya usai audiensi di ruang sidang paripurna DPRD Pamekasan, Senin (3/2/2024).

Secara detail, total kehilangan jaring akibat lintasan kapal survei tersebut belum terhitung. Namun di antara 12 nelayan tersebut, ada yang mengaku kehilangan 20 hingga 30 jaring. Jika dikalkulasi dari harga setiap jaring sepanjang 60 meter, taksirannya senilai Rp5 juta. 

Banner Iklan

“Di kapal yang melakukan survei itu ada kabel yang rangkap tiga, yang panjangnya sekitar 6 kilometer, jadi jaring yang hilang itu nyangkut di itu,” terangnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan (Diskan) Pamekasan Abdul Fata menyampaikan, kegiatan survei tersebut dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama pra survei, dan yang kedua survei secara resmi. 

Untuk tahap pertama, pihaknya dilibatkan menjadi tim, sedangkan untuk yang kedua tidak dilibatkan. Sehingga dia mengaku tidak tahu atas kerugian yang dialami nelayan akibat survei seismik tersebut. 

Baca Juga:  Hikmah Pandemi Untuk Manusia

“Pada saat survei yang dilakukan tidak ada tim kami yang ikut, jadi murni dari pihak perusahaan. Oleh karenanya, kami meminta kepada mereka (nelayan) untuk melaporkan berikut bukti-buktinya, sampai saat ini kerugian itu hanya tersebar diluar, tidak ada laporan yang bersurat ke kami,” terangnya. 

Mengenai tanggapan anggota DPRD Pamekasan, Sekretaris Komisi II DPRD Pamekasan Moh. Faridi mengatakan bahwa akan mengawal kepentingan para nelayan itu, tetapi dia juga meminta kelengkapan data-data kerugian yang dialami nelayan itu. Alasannya agar bisa diadvokasi dengan maksimal. 

“Nanti kalau ada datanya, kami akan coba validasi, apakah benar, terus kerugiannya berapa, terus langkah-langkahnya bagaimana. Tentu kami akan kawal sampai tuntas,” imbuhnya. (rul/waw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *