Pemkab Pamekasan Tidak Mampu Fasilitasi e-Commerce bagi UMKM

News111 views

KABARMADURA.ID | PAMEKASAN-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan tidak memfasilitasi penyediaan e-commerce bagi pelaku mikro kecil Menengah (UMKM). Pasalnya, tidak ada anggaran dalam realisasi fasilitasi tersebut.

Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Ketenagakerjaan (Diskop UKM dan Naker) Pamekasan Muttaqin, Minggu (3/9/2023). Menurutnya, penyediaan e-commerce membutuhkan anggaran yang mahal. Sementara pihaknya mengalami defisit anggaran yang disebabkan adanya refocusing.

Namun, meskipun demikian, Muttaqin menyebut, sebagian produk UMKM di Pamekasan telah melakukan penjualan online secara mandiri, baik di marketplace mampun melalui media sosial.

“Tahun lalu, ada satu e-commerce menawarkan untuk join. Tapi biayanya mahal, hampir satu miliar. Kami tidak ada anggaran untuk itu. Modelnya, dilakukan pelatihan untuk dimasukkan ke marketplace-nya. Tapi sebagian UMKM ada yang menjual produknya melalui sistem digital dengan mandiri,” papar Muttaqin.

Dia juga menjelaskan, meski tidak memfasilitasi penyediaan e-commerce, pihaknya memfasilitasi pelatihan penjualan berbasis digital meskipun hanya secara terbatas. Sedikitnya, hanya ada 40 UMKM yang tahun ini telah mandapatkan fasilitas pelatihan tersebut.

Baca Juga:  Aplikasi e-Lorong Milik Pemkab Pamekasan Minim Pengakses, Tiga Bulan Terakhir Nihil Laporan

“Paling banyak kami membentuk pelatihan wirausaha baru. Kalau pelatihan penjualan berbasis digital memang sedikit,” tambah Muttaqin.

Sementara itu, seorang pelaku UMKM asal Talang Siring, Fatmawati, mengatakan, dirinya sudah melakukan penjualan di salah satu marketplace sejak beberapa tahun lalu. Menurutnya, ada keuntungan tersendiri dalam memasarkan produk secara digital, di antaranya pangsa pasar semakin luas.

Selain itu, kata Fatma, tetap dibutuhkan strategi marketing yang tepat dan target pasar yang sesuai dengan produk. Sebab, persaingan pasar semakin ketat. Saat ini para pelaku UMKM dituntut harus bisa memanfaatkan marketplace dan media sosial dalam menjangkau pangsa pasar.

Baca Juga:  Awal Musim Mundur, Pupuk Bersubsidi Pamekasan Tidak Terserap 100 Persen 

“Setiap produk potongannya berbeda. Bisa satu hingga empat persen, tergantung. Jadi harga jualnya, harus di-up dari harga offline,” ungkap pemilik brand Meory tersebut.

Pewarta: Safira Nur Laily

Redaktur: Sule Sulaiman

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *