KABAR MADURA | Keberadaan koperasi di Pamekasan cukup menjamur. Namun, tidak sepenuhnya berjalan optimal. Selain banyak yang tidak aktif, koperasi yang berstatus modern masih sangat minim. Dari ratusan koperasi yang ada, hanya terdapat 15 koperasi yang berstatus modern.
Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Ketenagakerjaan (Diskop UKM dan Naker) Pamekasan Baihaki mengatakan, minimnya koperasi modern itu dikarenakan banyak yang tidak mengetahui tentang tata cara pengelolaan digitalisasi, mulai dari pembukuan koperasi, layanan berbasis digital, dan lainnya.
“Kurang lebih ada 790-an koperasi yang tersebar di seluruh kecamatan. Patokan koperasi modern ini ada tiga pilar, yaitu kelembagaan, usaha, dan keuangan,” terangnya kepada Kabar Madura, Senin (26/2/2024).
Menurut Baihaki, keberadaan sarana dan prasarana (sarpras) dan sumber daya manusia (SDM) yang kurang profesional menjadi kendala dasar koperasi untuk berstatus modern. Sebab dalam realisasinya, koperasi modern ini meliputi manajemen atau pengelolaan yang profesional, memiliki website, laporan keuangan secara digital, pelayanan anggota secara digital dan standar akuntansi yang transparan serta akuntabel.
“Dampaknya memang ada, namun tidak terlalu signifikan. Karena meskipun tradisional juga tetap bisa menjalankan usahanya, seperti laporan keuangan yang belum modern dilakukan secara manual. Sedangkan modern dengan digital,” jelas Baihaki.
Untuk diketahui, berdasarkan data 2023 dari 790 koperasi, terdapat 278 koperasi yang tidak aktif. Ratusan koperasi itu masuk kategori tidak aktif lantaran tidak melakukan rapat anggota tahunan (RAT) dan usahanya tidak jalan.
Pewarta: Safira Nur Laily
Redaktur: Sule Sulaiman