KABAR MADURA | Petani tembakau di Sumenep menyebut harga jual tembakau akhir-akhir ini menurun hingga Rp5-6 ribu dari biasanya.
Kamaliyah (46), seorang petani di Kecamatan Bluto mengatakan, saat ini harga tembakau mulai menurun. Padahal, tembakau miliknya pada panen keduanya diklaim bagus, pada saat panen pertama, harga tembus Rp67 per kilogram, namun pada saat panen kedua saat ini harganya Rp61 per kilogramnya.
“Tembakau saya tidak terdampak hujan kok, kenapa ikut-ikutan harganya murah ya,” katanya, Rabu, (25/9/2024).
Harapannya, pedagang tidak membeli asal-asalan, karena modal bertani tembakau cukup mahal, serta proses tanam hingga panen itu juga agak susah, dan harus kerja keras. Bahkan siang dan malam.
Petani lain asal Kecamatan Lenteng, Zammil, mengatakan bahwa harga tembakau saat ini menurun, biasanya senilai Rp68 ribu per kilogram, saat ini rata-rata Rp63 per kilogram, bahkan ada yang Rp60 ribu per kilogram. Terkait dengan kondisi seperti ini,menjadi masalah dalam harga jual, sehingga jika tetap menurun maka petani akan merugi.
“Semoga ke depannya harga tembakau ada kenaikan ya,” tuturnya.
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UKM dan Perindag) Sumenep Moh. Ramli mengatakan, harga tembakau itu sebenarnya ditentukan dengan kualitas tembakaunya, jika dianggap menurun tentu kualitasnya agak jelek.
“Mengenai harga kami sudah lakukan pengawasan bersama tim, para pedagang diharapkan membeli tembakau dengan semestinya,” ucap dia.
Anggota DPRD Sumenep Juhari menegaskan, perubahan iklim/cuaca jangan dijadikan alasan menurunnya harga. Jika ada yang terdampak cuaca akibat hujan, diharapkan tidak disamakan dengan yang tidak kena hujan.
“Pemerintah serta para pabrikan perlu berpihak pada para petani ya, jangan sampai dibeli asal-asalan,” kata Juhari. (imd/waw)